Javascript/HTML

Translate

Minggu, 22 Juli 2012

Curhatan Hati KU Pada TUHAN


Curhatan Aku danTuhanku


oleh Irene Asi Rumenta Tambunan pada 29 April 2012 pukul 21:53 ·




Akhirnya air mata ini mengalir dengan derasnya. Sepanjang perjalanan pulang tanpa terasa kedua pipi ku sudah basah dengan air mata yang sedari tadi mengalir tanpa bisa dihentikan. Aku menangis. Ya, aku menangis. Aku merasa tidak mampu lagi. Aku terlalu lemah. Aku merasa tidak punya kekuatan lagi.

Berawal dari dihentikan oleh Polisi karena membonceng teman tanpa helm, yaa aku akui memang itu salah, tapi Pak Polisi Yang Terhormat itu tidak mau mendengar penjelasan ku, dia langsung memberikan surat tilang. Aku akui kehebatan polisi itu untuk tidak tergiur dengan jalan pintas seperti yang biasa dilakukan kawanan nya, tapi kesalahan seperti ini seperti terlalu dibuat-buat dan disengaja, sialan.... seru ku memaki, aku begitu emosi, begitu terpuruk dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Biasanya aku akan biasa-biasa saja tapi tidak kali ini. Tidak setelah melihat keuangan keluarga ku habis-habisan untuk kesembuhan papa. Dan tidak disaat aku tidak mempunyai apapun lagi, tak sepeserpun kini. Dengan apa harus ku bayar denda di pengadilan nanti? Aku tak mungkin meminta kepada mama karena kondisi yang amat sangat tidak mungkin. Lalu aku harus bagaimana? Haruskah aku menjual barang-barang ku? Ataukah harus meminta-minta ☹

TUHAN, aku menangis kini. Menangisi ketidakmampuan ku, menangisi kelemahan ku. Ku menghadap ke hadiratMu, aku mencurahkan sesak yang sedari tadi memenuhi setiap sel di dalam hidup ku. Aku meminta ampun padaMu, jikalau cara hidup ku tidak berkenan di hadapanMu, jikalau hati dan pikiran ku mendukakan RohMu. TUHAN ampuni aku... mampukan aku melewati semua ini, berikan aku jalan keluar ya TUHAN agar kiranya beban ku ini tidak menjadi beban bagi anggota keluargaku yang lain, di tengah badai hidup ku tak menyerah Kau kekuatan dan perlindungan bagi ku Raja ku (‾ʃƪ‾)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar